Inginkan Kemajuan SDM Bangsa Indonesia, Ratusan Mahasiswa Cirebon Dukung Program Pendidikan Ala Cak Imin
CIREBON, (Sindikasiindonesia.id).- Relawan Cirebon Muhaimin Damai yang merupakan satuan Wadah pergerakan calon wakil Presiden Muhaimin Iskandar menyelenggarakan Diskusi Kritis Pendidikan di cafe Famouz, Tuparev Cirebon, Rabu, 6 Desember 2023.
Mengusung tema “Mau Lulus Sekolah mau apa? Menemukan rumusan perubahan untuk sektor Pendidikan (Kajian Kritis Pendidikan)” dihadiri peserta dari berbagai kalangan terutama mahasiswa.
Diskusi pendidikan menghadirkan dua pembicara Firman Febriansyah, S.E., Ketua Relawan Ciremai dan pimpinan kampus se-cirebon diantaranya; Fatihul Fauzi, Basir, Daffa, Ganesha, Faisal, dan Dimas.
Pada sesi pertama, Firman Febriansyah, S.E., mengajak para peserta untuk mengingat kembali makna sesungguhnya arti pendidikan yang menjadi visi dan misi Muhaimin Iskandar atau disebut Cak Imin.
Supaya lebih efektif untuk keberlangsungan dalam sektor Pendidikan di masa depan. Bangsa Indonesia memiliki 273 juta orang dengann 52 juta siswa, 3 juta guru dan 217 ribu sekolah.
Indonesia menjadi negara dengan sistem pendidikan terbesar ke-4 dunia di bawah India China dan Amerika.
“Jangan jadikan moment Diskusi kali ini hanya menjadi wacana dalam dunia pendidikan, kita harus berperan aktif dalam melihat peluang emas dalam memaksimalkan tujuan Pendidikan,” ungkap Firman.
Firman menambahkan saat ini kurikulum yang cenderung tidak relevan dengan kebutuhan masa kini penganggurang banyak. Tapi ketika perusahaan mencari karyawan, susahnya minta ampun karena mungkin kualitas SDM yang tidak sesuai.
Ketua Ciremai mengajak peserta untuk merefleksikan dan menjalankan tugas kita sebagai manusia yang berilmu.
“Selain itu juga ikut serta melakukan pengawasan kepada pihak pemerintahan agar penyelenggaraan pendidikan bisa merata di seluruh Indonesia khususnya di Kabupaten Cirebon,” tandas Firman.
Pimpinan Kampus Se-Cirebon turut sadar dalam isu pendidikan di masa sekarang. Keresahan dan ketidakmerataan sistem dan penyaluran fasilitas sarana dan prasarana satuan pendidikan yang kurang tepat sasaran dianggap menjadi ketimpangan di wilayah kota hingga pelosok.
“Program diskusi ini sangat bagus untuk menekankan peningkatan isu pendidikan di Cirebon. Upaya Cak Imin ini sangat penting untuk mengatasi masalah yang ada pada saat ini, memberikan gagasan dan wawasan segar untuk pendidikan di Indonesia,” Ucap Ganesha, Presma Universitas Gunung Jati Tahun 2022.
Sementara Fauzi mengatakan pendidikan di Indonesia ini bisa dilihat dari sistem dan fasilitasnya, menurut saya sistem tersebut adalah turunan dari pihak-pihak sebelumnya. “Maka dari itu, kita sebagai anak muda dan mahasiswa harus mempunyai jiwa kesadaran yang tinggi mengenai pendidikan dengan memberikan pantikan gagasan untuk perubahan dalam suatu keadaan,” kata Fauzi.
Auto Kritik yang disampaikan pada jalannya diskusi yaitu jika memang sasaran Pendidikan untuk masyarakat bukan untuk Negara. “Mengapa biaya pendidikan di Indonesia harus berbayar atau bisa dikatakan mahal,” tandas Daffa. (Arif/SININDO)