Awas, Money Politik Menjadi Ancaman Terbesar Pemilu 2024
CIREBON, (SindikasiIndonesia.id).- Money politik gangguan nyata potensi kerawanan masa kampanye bagi terlaksananya Pemilu 2024 yang demokratis dan jujur.
Demikian diungkapkan DR Ipda Asep Hermawan SH MH MKN, ketika diundang menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Pengawasan masa Kampanye Pemilu 2024 Tingkat Panwaslu Kesambi Kota Cirebon, Minggu (11/12/2023). Asep mengatakaan money politik digunakan untuk mempengaruhi masyarakat untuk menentukan pilihannya.
“Money politik ancaman nyata yang tentunya harus mendapat perhatian semua pihak terutama Panwascam dan Bawaslu,” ungkap Panit Bimas Polsek Utbar Polres Cirebon Kota ini.
Asep menambahkan ancaman lain yang harus diperhatikan kampanye hitam yang jelas merugikan bagi partai dan calon lain. Selain itu membawa anak di bawah umur ke lokasi kampanye.
“Dan merusak serta menghilangkan Alat Peraga Kampanye (APK) milik orang atau calon lain,” kata Asep.
Ancaman tersebut sangatlah jelas akan mengganggu pemilu sehingga harus tetap diperhatikan secara nyata.
“Jika tidak diawasi secara cermat tentunya akan menimbulkan kerawanan bahkan kericuhan dan dapat berbuntut laporan pelanggaran pemilu,” tandasnya.
Sementara Ketua Panwaslu Kecamatan Kesambi, Sunarto, SH MH mengatakan pihaknya melakukan rapat koordinasi untuk memberikan pemahaman kepada semua terutama anggota Panwaslu serta Pengawas Pemilu Kelurahan.
“Kami terus meningkatkan pemahaman terhadap kemampuan semua sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik,” ungkap Sunarto didampingi anggota Eni dan Rizki.
Mantan Kapolsek Waled ini berharap semua anggota Panwaslu, Pengawas Pemilu Kelurahan dan masyarakat dapat memahami terkait aturan pelanggaran pemilu.
Pihaknya mendorong semua untuk mempelajari peraturan yang menjadi acuan dalam mengawasi Pemilu 2024.
“Ada banyak peraturan yang dapat dipelajari sehingga nantinya akan menjamin Pemilu dapat berjalan lancar,” kata Sunarto.
Kegiatan Rakor berjalan lancar semua komponen Panwascam mengikuti kegiatan pembekalan tersebut. (Tama/CIBA)