Nasional

Pilkada Serentak 2024 Gen Z Ikut Jadi Pemilih, Harus Jadi Garda Terdepan Tangkal Hoaks dan Polarisasi

Jakarta, (SindikasiIndonesia.id) – Ancaman hoaks makin hari makin menghawatirkan, berbagai lembaga survei menyatakan bahwa penyebaran hoaks sudah mulai meningkat saat memasuki tahun politik, seperti pada saat pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2024 pada Februari lalu. Hal serupa juga akan terjadi saat pelaksanaan Pilkada serentak 2024 yang akan diikuti oleh provinsi di Indonesia, Kabupaten dan Kota di Indonesia, bulan November 2024 mendatang.

Untuk menangkal penyebaran hoaks yang begitu masif diberbagai platform media sosial, seluruh masyarakat dari berbagai latar belakang harus turut andil ambil peran.

Sosialisasi merupakan cara paling efektif saat ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar mereka tidak mudah terprovokasi hoaks atau berita bohong, terlebih juga untuk anak-anak muda yang akrab disapa milenial dan genz dimana mereka sangat dekat dengan media sosial.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan (Unpas) Tresia Wulandari menyatakan, bahwa sangat penting sosialisasi penangkalan Hoaks diberikan untuk masyarakat, khususnya bagi para pemilih pemula atau gen-z.

Dimana gen Z ini dianggap memiliki peran yang cukup penting saat ini untuk menciptakan pilkada serentak 2024 yang penuh makna dan berkualitas.

Dari hasil survei, saat ini generasi milenial dan generasi Z menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024 pada bulan Februari lalu dan di Pilkada serentak 2024 November mendatang.

“Pemilih pemula atau first time vooters memiliki peran penting dalam menciptakan pemilu yang penuh makna dan berkualitas karena memiliki antusiasme tinggi. Survei menunjukkan generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024,”papar Tresia saat di hubungi Kamis 23 Mei 2024.

Namun, hoaks atau berita bohong saat ini dianggap ancaman bagi mereka lantaran diusia yang masih muda tingkat kelabilan mereka amat tinggi, dengan adanya hoaks, kelompok muda ini bisa saja menjadi apatis atau dimanfaatkan oleh segelintir kelompok demi kepentingan politik mereka.

“Sayangnya gen Z mudah dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kelompok tertentu, Hal tersebut karena kurangnya pemahaman tentang dunia politik yang strategis bahkan melahirkan golongan yang apatis,” jelas Tresia.

Tresia menambahkan bahwa ini selain sosialisasi yang dilakukan oleh banyak lapisan masyarakat terkait bahaya hoaks, sosialisasi literasi juga amat sangat penting.

“Fenomena tersebut sangat erat kaitannya dengan penggunaan media massa yang mudah dimasuki oleh berita bohong (Hoax) oleh karena itu sangat penting sosialisasi penangkalan Hoaks yang diberikan, salah satunya literasi politik melalui FGD dan pembelajaran berbau politik tanpa melibatkan kepentingan politik salah satu pihak,” terangnya.

Lebih lanjut dirinya metakini bahwa hoaks yang bermuatan politis bisa menjadi sumber perpecahan dimasyarakat, maka dari itu dirinya menghimbau agar siapapun saat ini yang mendapatkan sebuah informasi, jangan mudah percaya sebelum melakukan kroscek kepada sumber-sumber yang bisa dipercaya.

“Hoaks besifat politis berpotensi menjadi sumber perpecahan, menimbulkan kekacauan di tengah-tengah masyarakat. Di era digital seperti saat ini bisa memanfaatkan kanal resmi dari kominfo untuk mengecheck kebenaran berita, ” papar wanita yang pernah menjadi presenter tv swasta di Jabar ini.

Sebagai penutup, ia mengajak seluruh masyarakat agar untuk menyaring seluruh informasi sebelum melakukan sharing (membagikan) informasi tersebut.

“Mari saring sebelum sharing untuk menjadi pemilih cerdas guna menciptakan iklim pesta demokrasi yang menyenangkan dan berkualitas dalam menyambut Pilkada serentak 2024 bulan November mendatang,” tutupnya.***

Related Articles

Back to top button