Jawa Barat

SIGAP Aplikasi Inovasi Respons Cepat Lapas Sumedang, Wujudkan Keamanan dan Keselamatan Tanpa Batas

Sumedang, (SindikasiIndonesia.id) — Ketika setiap detik berarti, kesiapsiagaan menjadi kunci utama.

Dalam upaya memperkuat sistem keamanan, keselamatan, dan pelayanan kepada warga binaan, Lapas Kelas IIB Sumedang memperkenalkan inovasi baru bernama SIGAP (Sistem Gawat Darurat & Pertolongan) — sebuah sistem terpadu yang dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kecepatan respons petugas dalam menghadapi berbagai situasi darurat.

Lebih dari sekadar sistem, SIGAP mencerminkan filosofi tanggung jawab dan profesionalitas petugas pemasyarakatan dalam memberikan pertolongan yang cepat, tepat, dan tanpa diskriminasi.

Nama “SIGAP” menjadi simbol komitmen Lapas Sumedang untuk menanamkan kesiapan penuh di setiap lini tugas, memastikan keselamatan baik bagi petugas maupun warga binaan, serta menjaga stabilitas lingkungan kerja yang aman dan kondusif.

Program SIGAP hadir dengan empat tujuan utama:

1. Meningkatkan Kesiapsiagaan – melalui pelatihan dan penerapan prosedur standar operasional (SOP) yang jelas dan terukur.
2. Mempercepat Respons – dengan alur komando dan koordinasi yang efisien dalam menghadapi kondisi darurat.
3. Menjamin Keselamatan – bagi setiap individu di lingkungan lapas, untuk meminimalkan risiko fatalitas dan kerugian.
4. Manajemen Risiko Proaktif – agar potensi ancaman dapat diidentifikasi dan diatasi sebelum berkembang menjadi krisis.

Menurut Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Sumedang, Ratri Handoyo Eko Saputro menjelaskan, bahwa SIGAP dirancang sebagai sistem yang tangguh dan komprehensif dengan tiga pilar utama, yakni :

– Risiko Kesehatan: mencakup penanganan medis darurat, wabah penyakit menular, hingga situasi kesehatan massal.

– Risiko Keamanan dan Ketertiban (Kamtib): menangani gangguan keamanan, potensi kerusuhan, hingga ancaman pelarian.

– Risiko Bencana: meliputi mitigasi dan respons terhadap gempa bumi, kebakaran, banjir, maupun bencana non-alam lainnya.

“Dalam pelaksanaannya, SIGAP menggunakan sistem peringatan darurat berbasis tombol dan sinyal visual-audio yang dipasang di area hunian, ” jelasnya.

Ketika warga binaan menghadapi situasi gawat darurat, seperti kondisi kesehatan mendesak, ancaman keamanan, atau indikasi kebakaran, mereka dapat langsung menekan tombol darurat yang tersedia di pintu kamar.

“Penekanan tombol ini akan memicu lampu darurat (indikator visual) dan sirine peringatan (indikator audio) di pos jaga, sehingga petugas dapat segera memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat.
Inovasi SIGAP menjadi langkah strategis Lapas Sumedang dalam menghadirkan sistem tanggap darurat yang efektif, terukur, dan humanis, ” terangnya.

Dengan adanya sistem ini, diharapkan penanganan situasi kritis dapat berlangsung lebih cepat, risiko dapat diminimalkan, serta rasa aman dan kepercayaan warga binaan terhadap lembaga pemasyarakatan semakin meningkat.

“SIGAP bukan hanya teknologi, tetapi budaya kesiapsiagaan. Kami ingin setiap petugas memahami bahwa cepat tanggap bukan pilihan, tapi kewajiban,” ujar Kalapas.

Melalui inovasi ini, Lapas Kelas IIB Sumedang kembali menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pelayanan pemasyarakatan yang berintegritas, responsif, dan berorientasi pada keselamatan.

Related Articles

Back to top button